Stabilitas Ekonomi dan Pengaruhnya Di Pilpres 2019
Wednesday, March 7, 2018
Add Comment
Oleh: Rifqi Sanjaya*
![]() |
Sumber gambar: nusantaranews.co |
Indonesia merupakan salah-satu negara berkembang
dengan fumdamental di kawasan regional. Terbukti, IMF memperkirakan ekonomi Indonesia
mencapai 5,3% pada tahun 2018 karena meningkatnya kontribusi ekspor dan
investasi. Pimpinan misi IMF, Luis E Breur, untuk Indonesia mengatakan permintaan
domestik juga akan meningkat sejalan dengan pertumbuhan kredit perbankan.
Perekonomian Indonesia terus berjalan dengan baik,
disokong oleh kebijakan makro ekonomi global dan harga komoditas, dan upaya
berkelanjutan untuk memperkuat daya saing. Luis
E Breur baru saja memimpin tim IMF untuk mengevaluasi perkonomian Indonesia.
(indonesia-investments.com).
Kunjungan evaluasi di lakukan pada 1-4 november 2017
tahun lalu, berdiksusi dengan perwakilan pemerintah Indonesia, seperti Bank
Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan
perwakilan sektor swasta.
Tahun ini, IMF memperkirakan laju ekonomi Indonesia
akan manjadi 5,3 di banding pada tahun lalu, 2017 laju ekonomi indonesia hanya
5,1 persen. Data ini menunjukkan bahwa perkeonomian selama dua tahun ini
mengalami peningkatan dan itu di tandai dengan meningkatnya inflasi dari yang
di perkirakan 3,7 persen.
Resiko Ekonomi Indonesia
Seperti yang telah di lansir oleh media republika.co.id,
IMF menekankan kecenderungan eksternal yang lebih besar, karena potensi
pembalikan arus modal asing, pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat di China dan
resiko keamaman dari stabilitas goepolitik kawasan akan mempengaruhi Indonesia.
Jika laju ekonomi global berjalan stabil, maka tidak akan menutup kemungkinan
laju ekonomi indonesia juga akan normal. Tetapi, jika laju ekonomi global
mengalami inflasi tidak stabil khususnya negara-nagara kawasan yang mempengaruhi
geopolitik Indonesia, maka Indonesia akan mengalami dampak dari inflasi itu, dan
tidak menutup kemungkinan juga perekonomian Indonesia akan anjlok.
Sedangkan dari segi internal atau domestik, resiko
masih membayangi laju ekonomi Indonesia yang akan datang karena potensi
kekurangan penerimaan pajak dan kecenderungan kenaikan suku bunga di pasar
keungan mengingat pengetatan likuiditas pasar keuangan global. Dapat di pahami,
bahwa pendapatan negara terkait penerimaan pajak akan mampu mendorong laju perekonomian
Indonesia yang akan menguatkan pertumbuhan global dan harga komoditas menjadi
lebih kuat.
Elektabiltas Jokowi di Pilpres Mendatang
Meningkatnya stabilitas ekonomi Indonesia di tahun
ini, akan berdampak pada elektabilitas Jokowi di pilpres yang akan datang. Pasalnya
di tahun politik ini semua partai sedang mencari seseorang yang akuntabilitasnya
tinggi di kalangan masyarakat, termasuk jokowi seperti yang di lasir kompas.com, survei median yang di
lakukan pada tanggal 1-9 februari 2018 terkait elektabilitas Jokowi dan ketua
umum Partai Gerindra, Prbowo Subianto mengalami penurunan.
Responden yang memilih Jokowi jika pemilihan
presiden 35,0%, angka ini turun jika di bandingkan dengan survei tahun 2017,
yakni 36,0%. Sementara responden yang memilih Prabowo sebesar 21,2%. Angka ini juga
turun dibandingkan survei oktober 2017 di mana elektabilitas Prabowo 36,2%.
Kedua tokoh itu mengalami penurunan elektabilitasnya,
kata direktur eksekutif Median Rico Marbun pada hari kamis, (22/2/2018). Sementara
itu, calon presiden alternatif yang menjadi penantang kedua tokoh mengalami
peningkatan, yakni mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo kini di pilih oleh 5,5%
responden, di bandingkan oktober lalu yang hanya 2,8% dan juga gubernur DKI
Jakarta Anis Baswedan juga elektabilitasnya naik tipis dari 4,4% ke 4,5%.
Posisi ini bukan menjadi tolak ukur seseorang
terkait elektabilitasnya di masyarakat, mengingat masyarakat sakarang sudah
mulai pandai menentukan pilihannya terkait pemimmpin nantinya yang akan dipilih
di ujung pilpres 2019 mendatang.
Salah satu faktor yang mempengaruhi elektabilitas Jokowi
saat ini ialah bagaimana pemerintah menjaga stabilitas ekonomi di tahun politik
ini. katika pemerintah sampai lalai terhadap kondisi ekonomi negara ini dan hanya
di sibukkan dengan pemilukada serentak dan persiapan pilpres yang akan datang,
ini akan berakibat pada elektabilitas Jokowi sendiri di penghujung 2019
nantinya.
Meskipun stabilitas ekonomi Indonesia saat ini masih
stabil, seperti yang di prediksikan oleh IMF
beberapa hari yang lalu, bahwa, untuk kedepan pemerintah Indonesia harus
menyeimbangkan orientasi ekonomi untuk mendongkrak pertumbuhan di samping pemerintah juga bisa menjaga stabiltas perekonomian
lokal.
Berbicara tentang okonomi, tentu intrumen di
dalamnya tidak akan lepas dari kebutuhan pokok di masyarakat. ketika stabilitas
ekonomi tidak stabil, tentu akan berimbas kepada kebutuhan pokok masyarakat.
Ketika awal presiden Joko Widodo memenangkan
pemilihan presiden dan di lantik sebagai presiden ke-7 indonesia pada Oktober
2014, salah satu tindakan pertamanya adalah kenaikan harga bahan bakar
bersubsidi: premium dinaikkan dari 6.500 menjadi RP 8.500 per-liter, sementara
diesel di naikkan dari RP 5.500 menjadi RP 7.500 per-liter. (nasional.kompas.com) Semua kebutuhan barang pokok juga naik. Sejak
saat itu pemerintah, khususnya Jokowi yang baru terpilih sebagai presiden akutabilitasnya
di masyarakat menurun.
Terkait dengan adanya pilpres 2019 yang akan datang,
lajur perkonomian Indonesia harus tetap stabil, agar kebutuhan pokok masyarakat
tidak mengalami kecemasan harga yang signifikan. Jika itu terjadi maka elektabilitas
Jowoki yang saat ini masih unggul di antara beberapa isu calon presiden yang
akan datang, sperti Prabowo Subianto, Gatot Nurmantyo, Anies Baswedan, maupun Agus
Harimurti Yudhoyono di ujung pilpres nanti akan menurun.
Dengan demikian, jika pemerintah hari ini dan
selanjutnya tidak bisa menstabilkan prekonomian Indonesia, semua kebutuhan
pokok masyarakat naik, tidak menutup kemungkinan kejadian pada akhir tahun 2014 lalu akan
terulang kembali.
Sumber:
*Penulis adalah kader PMII Rayon Ashram Bangsa
Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga
Angkatan 2015 (Korp Komando Barisan Revolusi)
0 Response to "Stabilitas Ekonomi dan Pengaruhnya Di Pilpres 2019"
Post a Comment