Tempat Para Narasi
Sunday, February 18, 2018
Add Comment
Oleh: Ansori Abimanyu*
![]() |
Sumber gambar: Riaurealita.com |
Kenapa Tuhan?
Tuhan, inikah sebuah takdir?
Aku yang terpaksa bersenggama dengan kegelapan
Merajut
keambiguan dengan berkecipung di antara semak-semak belukar
Sampai
kapan aku harus menjadi lakon di antara raja dan putri ratu
Tuhan,
apakah ini sebuah takdir
Ataukah
sebuah permainan belaka
Sehingga
engkau tak sudi mendengar jerit nestapa.
16
Januari 2017
Penyesalan
Dalam Purnama
Nona,
apakah bulan tak lagi purnama?
Saat
kucuri cahaya-Nya
Lalu
kuganti dengan jala sutra
Jika
iya, biarkan aku berkelana sambil mengisahkan kesalahan
Pada
daun-daun yang asik menari tarian suci
Bagaimana
bisa aku meraih jemarimu, nona
Sedangkan
aku berada dalam lembah kesunyian
Sedangkan
hari telah tidur dalam dipangkuan malam
09 Juli
2017
Tempat Para Narasi
Jeritan
bayang wajahmu masih bergumam di ambang sajakku
Meritualkan
huruf yang bersembunyi dibalik sepi
Mengumpulkan
tempat saat engkau merajut peristiwa
Aku
tatap wajahmu di bawah mentari, nona
Dimana
tempat para narasi pergi mengembala di atas lembah
Lalu
engkau tempati sebagai persembunyian agar engkau tidak menatapku lagi
Nona...
Rindu ini begitu dangkal untuk engkau penggal
17
Julii 2017
*Penulis adalah kader PMII Rayon Ashram Bangsa
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga
Angkatan 2016 (Korp Nawabratha)
0 Response to " Tempat Para Narasi"
Post a Comment