SAPA SAHABAT “MAHASISWA: PERTENTANGAN ANTARA AKTIVIS DAN AKADEMISI”
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Ashram Bangsa menggelar diskusi Sapa Sahabat yang bertema “Mahasiswa: Pertentangan Antara Aktivis dan Akademisi”. Kegiatan ini merupakan serangkaian acara dari kegiatan PRA-Pelatihan Kader Dasar (PKD) yang ini dilaksakan di Gedung Kuliah Terpadu UIN Sunan Kalijaga pada Senin (23/09/24).
Sapa Sahabat diikuti oleh Pengurus, Partner, dan Calon Kader PMII yang dimoderatori oleh sahabat Nasrullah, kader PMII Rayon Ashram Bangsa Korp Korp Atma Bagaskara. Diskusi ini diawali dengan pemantik, Wahyu Ilahi, yang merupakan Anggota Biro Intelektual Pengurus Rayon Ashram Bangsa.
Sahabat Wahyu dalam pembukaannya mengulas mengenai aktivis dan akademisi.
“Aktivis merupakan individu yg melek akan isu sosial dan memperjuangkan itu. Sedangkan Akademisi merupakan seorang yang berintelektual dan terpelajar,” ucapnya.
Dalam pemaparan materinya, Sahabat Wahyu menekankan akademisi merupakan orang yang terpelajar. Ketika masyarakat mengakui aktivis merupakan pelopor masyarakat, maka dia harus menjadi seorang akademisi juga. "Seorang yg terpelajar tapi tidak terjun kepada masyarakat dia hanya menyimpan ilmu untuk dirinya saja", tegasnya.
Tidak hanya itu, Wahyu memaparkan banyak PR dari gerakan mahasiswa yang kini kerap menjadi problem karena hanya sekedar demo lalu selesai.
“Menjadi aktivis bukan hanya demo dan datang lalu selesai, tapi jadilah aktivis yg mengerti tentang Kerangka Gerakan. Hal itu didapatkan bukan hanya dikelas, namun lebih sering diluar kelas, di pmii tentunya,” terang Wahyu.
Menurut pemantik, Mahasiswa merupakan agen pelopor yang tentunya bagian dari masyarakat. “Ketika kita memilih menjadi pelopor, kita adalah bagian dari masyarakat. Mahasiswa sekarang terlalu elitis, yang saat aksi selalu mengatasnamakan kampus X atau organisasi X tapi tujuan kita sama. mengapa tidak Bersatu saja. itu yang mengakibatkan tujuan kita sulit tercapai,” ungkapnya.
Diakhir sesi diskusi, Sahabat Musthafa selaku Biro Kaderisasi menjelaskan lebih lanjut bahwa pertentangan antara akademisi dan aktivis titik temunya adalah bagaimana kita dapat berkecimpung menjadi bagian dari organisatoris.
“Kyai Iqdam Kholid Pernah berkata ‘Jika kalian ingin mendirikan organisasi, pahamkan kepada kadernya bahwa ilmu itu untuk rakyat bukan ilmu untuk ilmu’, Artinya Kita harus bisa mengimplementasikan nilai-nilai itu,” ujar musthafa.
Setelah pemaparan materi selesai, Sahabat Musthafa selaku Biro Kaderisasi menyampaikan kepada audien terutama calon kader untuk selalu aktif dalam kegiatan diskusi agar terus memperoleh pengetahuan sebagai bentuk implementasi nilai nilai tersebut.
Pewarta : Nadila syafitri, Korp Atmabagaskara
0 Response to "SAPA SAHABAT “MAHASISWA: PERTENTANGAN ANTARA AKTIVIS DAN AKADEMISI”"
Post a Comment