Diskusi Gerakan “Negeri Dibayang-Bayang Dinasti” Aktobatik Pemerintah Ulah Raja Jawa

 


Pengurus Rayon Ashram Bangsa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mengadakan diskusi Gerakan, kegiatan ini merupakan serangkaian acara dari open rekrutmen anggota baru Pelatihan Kader Dasar (PKD) bertempat di Gedung Kuliah Terpadu UIN Sunan Kalijaga pada Sabtu (31/08/24).

Sahabat Riko Gunawan sebagai moderator memperkenalkan pemantik yaitu sahabat M. Khairu Mamnun, S. dan Dhanil Al Ghifary.

Khairu memulai diskusi dengan mengulas tentang negara hukum, sebagaimana diketahui Indonesia adalah negara hukum yang diatur dalam Undang-Undang Dasar.

“Sebagai negara hukum semestinya Power dari negara itu harus dari hukum itu sendiri, bukan malah sebaliknya”, ungkap Khairu

Lebih lanjut, sekarang ini berbanding terbalik yang mempunyai power itu justru adalah negara, dengan begitu negara yang menentukan gerak dari hukum.

“Untuk menentukan jalannya negara seharusnya mencerminkan aspirasi rakyat, sesuai dengan prinsip demokrasi di Indonesia, bukan malah sebaliknya. Di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, terdapat beberapa anulir terhadap konsep demokrasi, seperti penunjukan kepala daerah yang seharusnya melibatkan rakyat atau DPR, akan tetapi itu tidak dilibatkan” tambah Khairu

Dengan pertimbangan dari sekian pelanggaran yang dilakukan Jokowi itu mahasiswa harus turut menuntut keadilan dari kejahatan yang terjadi.

“Sebagai anak hukum kita harus tahu kapan waktunya bertindak, kapan waktunya untuk turun kejalan menuntut keadilan, dan semestinya pemerintah tidak boleh bersikap Autocratik Legalism ciri dari sikap ini menganggap enteng aspirasi dari penuntut massa aksi yang dilakukan mahasiswa hanyalah kebebasan berekspresi tanpa meninjak lanjuti tuntutan”. Lanjut Khairu

Dhanil selaku pemantik kedua yang juga merupakan anggota Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta, menerangkan banyaknya kejatan-kejahatan ini disebabkan karena proyek straegis nasional yang diusung Presiden Jokowi.

“Kejahatan di Indonesia ini banyak dilakukan oleh pemerintah yang terus menerus melakukan proyek strategis nasional, padahal dari proyek ini banyak bencana yang ditimbulkan, Jokowi terus melakukan proyek ini hanya untuk mendapatkan para invetor” kata Dhanil.

Ia juga menyoroti ambisi Jokowi untuk membangun sepuluh destinasi wisata seperti di bali.

“Proyek yang dilakukan pemerintah ini menimbulkan banyak kesengsaraan pada rakyat misalnya proyek di Wadas, pengembangan pariwisata Borobudur, dan pembuatan bandara baru”. Lanjut Dhanil

Diakhir dhanil memberikan semangat pada audien untuk terus membaca buku, dengan membaca kita akan mendapatkan pengetahuan yang tidak didapatkan di kelas perkuliahan, dengan membaca kita akan tahu banyak kejahatan yang dilakukan pemerintah.


Pewarta: Rahiki Mahtum

0 Response to "Diskusi Gerakan “Negeri Dibayang-Bayang Dinasti” Aktobatik Pemerintah Ulah Raja Jawa"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel